THE FARAID LAWS AS ITS LAW OF SUCCESSION FOR MUSLIM
Faraid Law is an Islamic law which ascertain the fixed portion of a right over inheritable estate for the various legal heirs according to the quantum of entitlement based on the Quranic injunction and prophetic tradition. Distribution of the wealth after the demise of its owner is frequently disputable. It sometimes splits the relationship between the relatives. Thus Allah swt as the creator of human being has revealed the guidance especially for Muslim to distribute the deceased's wealth.
Rasulullah saw pernah bersabda :
Pelajarilah ilmu faraid dan ajarkanlah kepada manusia, kerana sesungguhnya Aku ini manusia yang akan dicabut nyawaku dan ilmu juga akan diangkat oleh Allah dan akan timbul pula banyak fitnah sehingga orang berselisih tentang faraid dan tiada orang yang akan menyelesaikannya.
(Al-Hakim, Al-Baihaqi dan Abdullah bin Mas’ud)
(Al-Hakim, Al-Baihaqi dan Abdullah bin Mas’ud)
Sumber-sumber hukum faraid :
Ø Surah An-Nisa’ , ayat 7
Ø Surah An-Nisa’ , ayat 11 – 12
Ø Surah An-Nisa’ , ayat 13 – 14
Ø Surah An-Nisa’ , ayat 176
Ø Surah An-Nisa’ , ayat 11 – 12
Ø Surah An-Nisa’ , ayat 13 – 14
Ø Surah An-Nisa’ , ayat 176
BAHAGIAN YANG LAYAK DITERIMA OLEH WARIS MENGIKUT HUKUM FARAID:
Hukum faraid bukan ditentukan oleh manusia, tetapi ia telah dinyatakan secara jelas di dalam Al-Quran. Pastinya terdapat hikmah terbaik atas segala ketetapan Allah pd setiap hamba-hambanya. Usahlah dipertikaikan mengapa lelaki mendapat lebih daripada wanita. Tetapi lihatlah kepada tanggungjawab yang disandarkan pada bahu seorang lelaki. Tidak ada sebab untuk kita mengatakan hukum faraid mendiskriminasi golongan wanita. Malah, hukum Allah lebih menitik beratkan tanggungjawab lelaki untuk menjaga maruah dan menanggung nafkah bagi golongan wanita. Ia adalah suatu kenyataan yang tidak dapat disangkal kebenarannya.
BAHAGIAN YANG LAYAK DITERIMA OLEH WARIS-WARIS NON MUSLIM YANG MATI TANPA MENINGGALKAN WASIAT MENGIKUT DISTRIBUTION ACT 1958 (as amended by the Distribution (Amendment) Act 1997)
Note : This Act only applies to West Malaysia and Sarawak. It does not apply to Muslims. In the case when and intestate dies without leaving a surviving spouse, child or parent, the following person(s) are entitled to the estate in accordance to priority :
1. brothers and sisters
2. grandparents
3. uncles and aunts
4. great grandparents
5. great uncles and aunts
6. Government
No comments:
Post a Comment